BWI - Nyi Ageng Serang yang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih
Retno Edi yang di perkirakan lahir pada tahun 1752, adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putri dari Pangeran Natapraja
yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di
Serang yang sekarang wilayah perbatasan Grobogan-Sragen. Ayahnya
Pangeran Natapraja adalah panglima perang dari Sultan Hamengku Buwono I
yang yang melawan pemerintahan kolonial di daerah Serang, dan pada saat
itu juga Nyi Ageng Serang sudah dibawa dan ikut ayahnya berperang ketika
ia masih anak – anak.
Setelah ayahnya wafat Nyi Ageng Serang menggantikan kedudukan ayahnya untuk memimpin wilayah yang menjadi kekuasaan ayahnya dulu. Selama memimpin, Nyi Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyatnya, ia selalu membantu kesegsaraan rakyatnya dengan membagi-bagikan bahan pangan. Dikabarkan bahwa Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, dan juga ia juga mempunyai keturunan seorang Pahlawan nasional yaitu Soewardi Soerjaningrat atau biasa di kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ketika perang Diponegoro meletus, Nyi Ageng Serang turut serta dan didampingi oleh menantunya Raden Mas Pak-pak yang juga ikut bertempur melawan Belanda. Nyi Ageng bertempur dan memimpin pasukannya dari tandu karena usianya yang sudah mencapai 73 tahun. Setelah 3 tahun ikut membantu Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang mengundurkan diri dari medan perang dan digantikan oleh menantunya Raden Pak-Pak. Dan tidak lama setelah itu pada tahun 1828 ia menutup usianya dan dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo.
Setelah ayahnya wafat Nyi Ageng Serang menggantikan kedudukan ayahnya untuk memimpin wilayah yang menjadi kekuasaan ayahnya dulu. Selama memimpin, Nyi Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyatnya, ia selalu membantu kesegsaraan rakyatnya dengan membagi-bagikan bahan pangan. Dikabarkan bahwa Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, dan juga ia juga mempunyai keturunan seorang Pahlawan nasional yaitu Soewardi Soerjaningrat atau biasa di kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ketika perang Diponegoro meletus, Nyi Ageng Serang turut serta dan didampingi oleh menantunya Raden Mas Pak-pak yang juga ikut bertempur melawan Belanda. Nyi Ageng bertempur dan memimpin pasukannya dari tandu karena usianya yang sudah mencapai 73 tahun. Setelah 3 tahun ikut membantu Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang mengundurkan diri dari medan perang dan digantikan oleh menantunya Raden Pak-Pak. Dan tidak lama setelah itu pada tahun 1828 ia menutup usianya dan dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo.
No comments:
Post a Comment